Sabtu, 20 November 2010

AKU MEMBUDAKKAN DIRI DI NEGERI ORANG

           Pekerjaan sulit, pengangguran banyak, lowongan kerja harus bayar dulu baru bisa kerja. Apa ini bisa menjadi negara yang sejahtera? kayaknya gak mungkin, banyak tetangga, kerabat, bahkan siapa saja mungkin mau membudakkan diri di negeri orang tuk mencari kesejahteraan di negeri yang sulit ini,. Sejak krisis moneter tahun 1998 smua telah berubah drastis, semua pekerjaan menjauh, y itulah yang terjadi di negeri ku saat ini atau mungkin sudah sejak lama banyak yang telah membudakkan diri di negeri orang, tapi sedikit dari kami yang sukses dari membudakkan diri kami, bisa di bayangankan oleh kita betapa sulit dan tidak ada kemungkinan dapat hidup nyaman dalam posisi membudakkan diri. Tidak ada kebebasan, tidak ada keamanan dalam bekerja, tidak ada siapa - siapa, sungguh seperti dalam penjara.

SALAM RINDU SAYA WAT SAUDARA - SAUDARI KU YANG NUN JAUH DI SANA.. AKU AKAN MEMPERJUANGKAN NASIB KALIAN AGAR KALIAN TIDAK DIJADIKAN BUDAK YANG HINA DI SANA. CINTA KU HANYA UNTUK KALIAN SAUDARA - SAUDARI KU
            Kontrak kerja yang di berikan oleh kami begitu menjerat kami dalam memperoleh uang yang kami inginkan, tidak ada seper pun point yang membuat kami lebih nyaman sebagai pekerja, smua itu lebih memberatkan kami sebagai budak. Memang mendapat gaji, maaf kami ingin dianggap sebagai pekerja, tidak ada isitilah gaji dalam kami membudakkan ( kerja ) diri, kami kadang di hina, di pukul bahkan ada yang dari kami tidak pulang membawa hasil, melainkan nama kami. sungguh kami tidak mempunyai tempat untuk berlindung, yang bisa melindungi kami hanya di antara kami saja, sedangkan pemerintah yang kami bangga kan atau warga negara yang satu asal ( negara ) kami yang bukan dari golongan kami (budak/pekerja) belum tentu mau menyapa kami, di negeri nu jauh disana, kami hanya di anggap sampah oleh sesama bangsa kami.
           Tempat perwakilan negara kami (Kedutaan) mungkin bisa jadi tempat kami untuk berlindung, tapi bagaimana teman - teman kami yang tidak memiliki pasport, munkin karena dari negeri sudah ditipu sehingga tidak membawa pasport, atau ada juga yang membawa tapi karena takut oleh TUAN kami, kami tidak mengambil pasport tersebut. mereka - mereka itu belum tentu di terima, karena memang kedutaan kami adalah sekumpulan pengecut yang tidak mau mengambil resiko, dalam berurusan dengan kami yang ada masalah.
           Hanya tuhan yang tau nasib kami, bukan orang yang selama ini hany menjadikan kami sebagai bahan untuk kepentingan mereka, politikus sebagai lahan mereka semakin kuat dalam membodohi kami, wartawan memang sedikit membantu, tapi itu lebih kepada mereka dapat honor yang lebih besar saja. Lalu siapa lagi yang akan mau tau dan mengerti akan keadaan kami ini.
           Terima kasih kepada teman,sudara, ataupun orang yang tidak akmi kenal kepada kami yang hina ini untuk sejenak membaca dan memahami kami di blog ini. Ini lah kami yang membudakkan diri di negeri nun jauh dari rumah kami, kami harap anak - anak kami dan cucu kami jangan dijadikan budak, sama seperti kami pada saat ini.

0 komentar:

Posting Komentar